22 Apr Bagaimana Tata Laksana pada Kasus Kejang Neonatus?
Kejang merupakan gerakan berulang, tidak disadari, dan tidak dapat dikontrol yang disebabkan oleh aktivitas elektrik abnormal di otak. Sementara itu, kejang neonatus adalah kejang yang terjadi saat fungsi otak tidak normal yang berakibat pada gerakan, perhatian, dan tingkat kesadaran pada bayi baru lahir. Ada setidaknya dua jenis kejang yang mungkin terjadi, yakni kejang yang terlokalisasi (hanya memengaruhi bagian tubuh tertentu) atau yang menyebar luas (memengaruhi seluruh tubuh).
Penyebab dan Tanda Bayi Mengalami Kejang
Kejang dapat terjadi karena berbagai alasan. Kejang pada bayi umumnya disebabkan oleh gangguan metabolik (hipoglikemia, hipokalsemi, hiponatermi, hipernatermi, dan hipomagnesemia), hipoksis iskemik ensefalopati, perdarahan intrakranial, infeksi intrakarnial, kelainan bawaan pada otak, dan idiopatik. Kejang neonatus dapat terjadi dalam rentang waktu 28 hari sejak kelahiran. Namun, sebagian besar terjadi segera setelah anak lahir.
Jika bayi mengalami kejang-kejang, matanya akan tampak melihat ke arah tidak jelas. Mulutnya pun akan bergerak-gerak tidak beraturan dan ada beberapa periode di mana mereka tidak bernapas. Kejang pada neonatus sulit didiagnosis karena ada beberapa gejala yang tidak khas sehingga terjadi keterlambatan atau diagnosis yang berlebihan.
Tata Laksana Kejang Neonatus
Jika Sejawat Bidan mendapati pasien neonatus kejang-kejang, sebaiknya tak perlu panik. Berikut ini adalah tata laksana yang dianjurkan untuk kasus kejang neonatus.
- Jaga jalan pernapasan. Pastikan bayi dapat bernapas.
- Berikan bantuan oksigen.
- Posisikan bayi miring untuk mencegah aspirasi.
- Berikan obat antikolvusan, bila masih kejang, berikan fenobarbital dalam 15 menit, kemudian rujuk.
- Bila ditemukan kejadian hipoglikemia, berikan dextrose kemudian pasang infus dextrose. Bila terjadi hipoglikemia berulang, lakukan rujuk.
Setelah dirujuk, dokter akan melakukan pemeriksaan dan mengumpulkan informasi terkait gejala kejang yang dialami. Dokter biasanya akan menanyakan kepada Sejawat Bidan mengenai ada atau tidak demam pada bayi, seperti apa kejangnya, dan apakah bayi sadar atau tidak setelah kejang.
Dokter juga akan menanyakan riwayat antenatal, seperti ada atau tidak infeksi intrauterine dan diabetes pada ibu; riwayat perinatal, seperti asfiksia, riwayat asupan ASI, serta riwayat kejang yang dimiliki oleh keluarga. Setelah dokter menerima informasi ini, selanjutnya ia akan menentukan pemeriksaan lanjut yang harus dilakukan.
Itulah ulasan tentang kejang neonatus yang banyak dialami bayi yang perlu Sejawat Bidan ketahui. Semoga bermanfaat untuk Sejawat Bidan, ya.
No Comments